Kitaperlu membaca dan mempelajari Alkitab karena begitu banyak pengajaran yang salah saat ini. Alkitab memberi kita tongkat pengukur yang dapat dipakai untuk membedakan yang benar dari yang salah. Alkitab memberi tahu kita seperti apa Allah itu. Memiliki pengenalan yang salah terhadap Allah itu akan menjadi penyembahan "berhala/allah palsu".

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apa itu sastra?Sastra merupakan luapan emosi manusia yang diungkapkan melalui tulisan maupun lisan. Setiap karya sastra mempunyai keunikan tersendiri dan tidak jarang turut menggambarkan isi hati si sastra sering di pandang sebelah mata dan sama sekali tidak di anggap penting. Bahkan sastra sering di remehkan kemampuannya untuk bertahan dalam ujian waktu dan memberi kita pengetahuan yang hebat. Semua itu terjadi karena adanya stigma dalam masyarakat yang berangapan orang yang lebih condong ke arah sains dan matematika akan lebih sukses dalam kehidupan, dan orang yang lebih bergairah terhadap sastra dan bentuk seni lainnya akan ditakdirkan untuk hidup dengan pekerjaan bergaji rendah dan karir yang tidak memuaskan. Hal itu lah yang akhirnya membuat sastra di pandang sebelah mata. Padahal sebenarnya sastra sangat berguna dan terikat dalam kehidupan. Berikut beberapa manfaat sastra dan mengapa sastra itu penting ?1. Sastra sebagai hiburan Dengan membaca karya sastra para membaca akan terhibur oleh kisah yang di di tampilakan Sastra memperluas cakrawala Sastra akan memperluas pikiran kita. Dengan mempelajari sastra kita mulai belajar, bertanya, dan membangun intuisi dan insting kita. Hal ini akan membantu kita mewujudkan dunia yang luas, tidak hanya dalam lingkup itu itu Sastra menumbuhkan keterampilan menulisDengan sering membaca karya sastra nantinya kita akan terbiasa menulis dan perlahan akan memiliki kemampuan menulis yang baik dan benar. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

PengertianSad Ripu. Sad Ripu adalah bagian dari ajaran Susila agama Hindu.Sad Ripu berasal dari bahasa Sansekerta dari kata Sad dan Ripu.Sad berarti enam, Ripu berarti musuh. Jadi Sad Ripu adalah enam jenis musuh yang terdapat dalam diri manusia. Semua manusia diliputi oleh Sad Ripu.Dalam kekawin Ramayana Sargah I disebutkan demekian : "Ragadi musuh maparo, ri hati ya tonggwania tan madoh

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pernahkah kita bertanya-tanya sendiri kenapa sih kita harus sekolah dan membaca buku? Bukankah terkadang semua itu terasa membosankan? Dan dalam kehidupan sehari-hari, kita juga sering mendengar istilah "belajar dari pengalaman" atau "belajar dari lingkungan" dan sebagainya. Seakan-akan kita semua tidak pernah lepas dari kata belajar. Sebenarnya, seberapa penting kebutuhan belajar bagi manusia? Barangkali ada orang yang berpendapat bahwa lebih penting bekerja daripada belajar. Atau bagi anak-anak, bermain adalah hal yang lebih menarik daripada belajar. Betul betul betul?Sebelum pertanyaan di atas terjawab, mari kita pahami dulu definisi kata belajar. Menurut Gagne 1977 dalam buku yang ditulis oleh Suyono & Harianto 2014, belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kinerja. Dari definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa pada hakikatnya belajar dilakukan untuk mencapai perubahan. Bagaimana bisa belajar berhubungan dengan kata berubah?Coba kita ingat kembali saat masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Dulu kita sangat kesulitan mengucap huruf "R". Seiring waktu berjalan, lama-lama kita mampu melafalkannya dengan baik hingga sekarang. Nah, itulah perubahan yang terjadi pada diri kita saat belajar berbicara. Kita semua akan dikatakan belajar apabila sudah mengalami perubahan, dari yang belum tahu menjadi tahu, belum mengerti menjadi paham, dan belum bisa menjadi bisa. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus melakukan berbagai aktivitas demi mencapai suatu tujuan tertentu. Ketika melakukannya, tentu banyak hal yang belum kita ketahui bagaimana cara maupun penyelesaiannya. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai "masalah". Nah, belajar juga membantu kita dalam memecahkan masalah. Contoh kecilnya, ketika kita ingin menonton acara televisi, maka kita harus mengerti cara menghidupkannya terlebih dahulu. Untuk itu, seseorang perlu membaca buku panduan atau mencoba sendiri agar masalahnya terselesaikan. Dengan demikian, kita belajar menghidupkan televisi karena kita memiliki masalah dalam menghidupkannya. Di samping itu, kita semua tahu bahwa manusia memiliki dua kecenderungan, yaitu sisi positif dan negatif. Kecenderungan positif yang dimiliki oleh manusia akan sejalan dengan kemampuan berpikirnya. Sedangkan, kecenderungan yang bersifat negatif akan menghalangi manusia untuk terus berpikir. Rupanya pengetahuan yang telah dimiliki manusia tidak cukup untuk membersihkan halangan dan rintangan yang ada, baik sebelum maupun setelah proses belajar. Untuk mengetahui dan menghilangkan halangan ini tentu mengharuskan manusia harus terus belajar dan mencari pengetahuan agar dapat memahami mana yang benar dan yang last but not least, Allah SWT telah menurunkan kalam-Nya tentang betapa pentingnya belajar dalam hal ini membaca bagi seluruh umat manusia. Bahkan perintah tersebut diturunkan pertama kali kepada Rasulullah SAW, yakni QS. Al-'Alaq ayat 1-5. Ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu bagi kita. Ayat tersebut berisi perintah kepada seluruh ciptaan-Nya untuk iqro'membaca dengan menyebut nama-Nya, Sang Pencipta Alam Semesta. Dalam bahasa Arab, Iqro'merupakan bentuk kalimat perintah yang mengindikasikan bahwa perbuatan tersebut harus segera dilaksanakan dimasa yang akan datang tanpa ada batas berbagai hadits dan maqolah pun kita juga sering mendengar tentang pentingnya belajar. Seperti contohnya "Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim", "Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China", dan sebagainya. Bahkan dalam kitab Bihar al Anwar juga dijelaskan bahwa belajar menuntut ilmu lebih afdhal dibandingkan dengan beribadah. Dalam konteksnya, untuk mendapat manfaat yang lebih baik tentu manusia harus beribadah secara terus menerus, sehingga manusia pun seharusnya senantiasa menuntut ilmu hingga akhir hayat agar mendapat manfaat yang baik pula. Bahkan dalam sebuah kitab juga disebutkan bahwa kesempurnaan agama terletak pada bagaimana seseorang menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu tersebut. Dikatakan pula bahwa menuntut ilmu lebih wajib ketimbang mencari nafkah. Karena menuntut ilmu dan mengamalkannya lebih penting daripada mencari nafkah, maka menuntut ilmu tidak akan pernah selesai hingga jasad ditinggalkan jiwa. Lihat Humaniora Selengkapnya Kitaperlu membaca dan mempelajari Alkitab karena begitu banyak pengajaran yang salah saat ini. Alkitab memberi kita tongkat pengukur yang dapat dipakai untuk membedakan yang benar dari yang salah. Alkitab memberi tahu kita seperti apa Allah itu. Memiliki pengenalan yang salah terhadap Allah itu akan menjadi penyembahan "berhala"/"allah

Hoy en día, en el contexto de la escuela surgen diversos factores de estrés, como las barreras que muchos niños perciben para lograr aquello que se les solicita, lo que termina por traducirse en una falta de confianza en sus capacidades para poder aprender. A través de una charla, la neuropsiquiatra Amanda Céspedes enseña a detectar y prevenir el estrés, explicando en qué consiste, cómo se manifiesta y por qué impide que nuestros niños aprendan. Junto a ello, nos ofrece las claves para lograr aprendizajes sólidos. ¿Qué es aprender? Aprender es adaptarse a un mundo que cambia y nos desafía constantemente. Aprendemos desde que nacemos. El recién nacido aprende durmiendo y al crecer va adquiriendo aprendizajes informales. Llega un momento en que accede a un aprendizaje formal o escolar, que de alguna manera nos desafía y obliga a adaptarnos. Desde el punto de vista neuronal, aprender se traduce en redes neuronales que se van haciendo más complejas y sofisticadas. La base de ir haciendo redes es la sinapsis, que es cuando dos neuronas hacen contacto. No basta con hacer sinapsis, sino que se requieren buenas sinapsis. Por ello, la clave de los aprendizajes sólidos radica en saber conectar entre sí adecuadamente las neuronas y favorecer la formación de mielina. Desde el punto de vista neuropsicológico, aprender es lograr una meta. Esto tiene 2 etapas la expectativa no lo sé y la recompensa lo logré. Esta pasión por aprender requiere de algunas condiciones. Una de ellas es sentirse capaz de aprender, y en ese sentido vemos muchos niños que no aprenden porque los hemos convencido de que no son capaces, y eso es un factor de estrés en la vida de los niños. ¿Qué es la mielina? Es un material formado por agua, proteínas y sustancias grasas que recubre los axones o fibras largas de las neuronas en el cerebro y la médula espinal, aumentando la velocidad de transmisión de los impulsos nerviosos. Con menos mielina, los impulsos se vuelven más lentos afectando las funciones cognitivas, motrices y sensoriales. El 70% de la mielina se forma antes de los 5 años y el 30% restante entre los 7 y los 25 años. Por eso el abuso de alcohol es tan grave en adolescentes, ya que destruye la mielina; por ende, influye en la inteligencia. Entre los factores que favorecen la producción de mielina están Información genética. Alimentación lactancia materna y alimentos que contengan grasas omega tres. Experiencias motoras movimiento, música, manualidades. Afectividad en los cuidados básicos. ¿Qué es el estrés? La vida no es siempre amable y a veces ocurren situaciones negativas. Cuando las demandas de la vida nos sobrepasan y se convierten en amenazantes hablamos de estrés, es decir, cuando se desbordan los recursos de afrontamiento. Hay dos tipos de estrés que dañan el organismo el estrés implacable guerras, desplazados, accidentes, cataclismos, asaltos y el estrés crónico miseria, negligencia afectiva, maltrato, abuso, inseguridad ciudadana, disfunción familiar. Cuando el estrés es pasajero puede no ser tan dañino, pero cuando se queda con nosotros se produce el gran problema. El estrés afecta 5 áreas mente, cuerpo, sistema inmune, sistema hormonal y conducta. Algunas señales que nos avisan de estrés son Ideas obsesivas Alergias prolongadas Conducta oposicionista Irritabilidad Dolores abdominales, cefaleas Desórdenes hormonales Trastornos del sueño ¿Cuál es la relación entre el estrés y el aprendizaje? Al sufrir estrés vamos a liberar adrenalina y cortisol. La adrenalina es el mensajero de la ansiedad y el miedo. El cortisol es el que provoca una alarma general de todo nuestro organismo, que nosotros vivenciamos como terror o pánico. El cortisol es muy corrosivo, y a menor edad del niño, es más corrosivo aún. Daña las estructuras encargadas de la armonía emocional, indispensables para aprender, que favorecen el aprendizaje, que están bajo la corteza cerebral y son muy delicadas. El cortisol afecta también las dendritas o ramificaciones de las neuronas de la corteza, encargadas de hacer sinapsis, las que son clave para que se establezca una red y se favorezca el aprendizaje. Por ende, el estrés impide aprender. ¿Cómo se combate el estrés? Los neurotróficos son agentes químicos encargados del crecimiento y supervivencia de las neuronas durante el desarrollo. También mantienen la funcionalidad de las neuronas maduras y reparan las neuronas dañadas. Entonces, para protegerse del estrés debemos producir neurotróficos, como la dopamina se libera al reír, jugar, estar en movimiento, estar acompañados en la naturaleza, serotonina se libera con la música, arte libre, contacto a solas con la naturaleza, meditación, pilates, mindfulness y la oxitoxina se libera con los abrazos afectuosos, masajes, las manos unidas, la mirada y voz suave y cariñosa, la ternura, el beso. Mientras más sustancias beneficiosas producimos, más protegidos estaremos contra el estrés. Y en el caso de los niños, vamos a favorecer el aprendizaje. ¿Qué beneficios se logran con estos tres elementos? Cuando liberamos mucha dopamina en condiciones naturales se estimula la creatividad y el deseo de aprender. Con la serotonina se produce sosiego en nuestro interior; se abren nuestros canales mentales a la apreciación de los bello; se favorece nuestra conexión con lo sagrado y la trascendencia; estimula la búsqueda de la armonía, el llevarnos bien los unos con los otros. Cuando estamos ansiosos la serotonina nos calma sin tener que recurrir a fármacos. Con la oxitocina se favorece la producción de serotonina, por lo cual también se le considera un ansiolítico natural. También borra los aspectos dolorosos de las experiencias y amplifica los aspectos positivos; estimula la afiliación, por lo que se le ha llamado la hormona del amor. ¿Cómo crear una atmósfera para proteger a los niños del estrés? Aceptación sin condiciones. Respeto. Valoración, estímulo, reconocimiento. Comunicación afectiva. Protección. Amor explícito. Otras notas relacionadas

\n\n \n mengapa kita perlu belajar nitisastra
Oleh Lyndon Pangemanan OSEANOGRAFI sering juga disamakan dengan oseanologi ; "Oseanologi" berarti ilmu atau studi tentang laut, sedang "Oseanografi" berati deskripsi tentang laut, Hutabarat, (1985)mendefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu Orangyang terkemuka harus bisa mengambil hati dan menyenangkan hati orang; jika berkumpul dengan wanita,harus dapat mempergunakan perkataan-perkataan manis yg menimbulkan rasa cinta birahi,jika berkumpul dengan pendeta, harus dapat membicarakan pelajaran-pelajaran yang baik, jika berhadapan dengan musuh, harus dapat mengucapkan kata-kata yang menunjukan keberaniannya seperti seekor singa. GratisDownload Ebook Panduan Investasi Emas untuk Pemula. Kriteria Pemimpin yang Baik dan Layak Dipilih. #1 Self-Managing - Mampu Mengatur Diri Sendiri. #2 Acting Strategically - Bertindak Secara Strategis. #3 Being An Effective Communicator - Menjadi Komunikator yang Efektif. #4 Being Accountable And Responsible - Menjadi Akuntabel Selanjutnya setelah lulus dari universitas, Marc ditawari oleh Jim Clarc, salah seorang petinggi Silicon Graphics Incorporated (SGI), untuk membuat perusahaan dengan nama Mosaic Communication, yang kemudian berubah menjadi Netscape Communication.Marc membuat sebuah penjelajah web populer pertama yang digunakan oleh umum, yang disebut dengan Netscape Navigator. ON8h.
  • q7cjqozy4h.pages.dev/347
  • q7cjqozy4h.pages.dev/360
  • q7cjqozy4h.pages.dev/91
  • q7cjqozy4h.pages.dev/38
  • q7cjqozy4h.pages.dev/390
  • q7cjqozy4h.pages.dev/169
  • q7cjqozy4h.pages.dev/129
  • q7cjqozy4h.pages.dev/319
  • q7cjqozy4h.pages.dev/395
  • mengapa kita perlu belajar nitisastra